![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-WT_K9-2zEfZ7Ic1gO3bJmg6MQ1IeBnAy7ebDJzWADdHuFxySUc6Xni9x_P1Fw8IOTbmNSsYmE6Akkm5Gwt34vcK_bz2ttlUXFo6vGLLHDFbo3BjdCUv0gikpc6syRHk_laJ0oorSh_RD/s275/imagns.jpg)
Akan tetapi si karyawan hanya lompat kegirangan karena menemukan Rp 100.000 dan kembali asyik bekerja. Pada akhirnya sang manager melemparkan tutup pulpen yang tepat mengenai kepala si karyawan. Merasa kesakitan akhirnya si karyawan baru mau menoleh ke atas dan dapat berkomunikasi dengan sang manager.
Metafora diatas sering kali terjadi pada kehidupan
kita, kia sebagai mahkluk yang penuh kekhilafan sering kali melupakan nikmat
Allah, lupa bersyukur, dll. Allah selalu ingin menyapa kita, akan tetapi kita
selalu sibuk mengurusi "dunia" kita. Kita diberi rejeki sedikit
maupun banyak, sering kali kita lupa untuk menengadah bersyukur kpd NYA Bahkan
lebih sering kita tidak mau tahu dari mana rejeki itu dating
Bahkan kita selalu bilang kita lagi
"HOKI!" Yang lebih buruk lagi kita menjadi takabur dengan rejeki
milik Allah. Jadi jangan sampai kita mendapatkan lemparan "batu
kecil" yg kita sebut musibah! agar kita mau menoleh kepada-NYA. Sungguh
Allah sangat mencintai kita, marilah kita selalu ingat untuk menoleh kepada NYA
sebelum Allah melemparkan batu kecil.
Semoga kisah diatas memberikan kita manfaat dan
lebih bijaksana dalam menjalani kehidupan...
Amin
Rewritten by Rendi Firnando
Referensi from untuk-islam.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar