“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa
yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari
jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah
ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat
kembali yang baik (surga).” (QS. Ali-Imran (3): 14)
Ada beberapa hikmah yang dapat kita
petik dari ayat di atas, di antaranya:
1.
Fitrah Manusia
زُيِّنَ
لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada
apa-apa yang diingini”
Allah
SWT menciptakan manusia sebagai makhluk yang sempurna. Dengan kesempurnaan itu
Allah menghadirkan rasa cinta sebagai fitrah manusia. Dengan adanya rasa cinta
tersebut, manusia dapat memandang segala sesuatu menjadi indah. Secara maknawi
pada kalimat pertama di dalam Surat Ali-Imran (3) ayat 14, Allah SWT
menerangkan kepada kita bahwa Allah telah memberi rasa cinta kepada manusia
sehingga manusia cenderung memandang segala sesuatu menjadi terasa indah.
2.
Cobaan Di Dunia
مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنطَرَةِ مِنَ
الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ
وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ
“Yaitu: wanita-wanita, anak-anak,
harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak
dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia”
Pada
kalimat kedua Surat Ali-Imran (3) ayat 14 Allah menyebutkan beberapa cobaan
manusia di dunia. Cobaan yang pertama disebutkan Allah SWT dalam ayat tersebut
adalah wanita, hal itu mengandung makna bahwa wanita (lawan jenis) merupakan
cobaan terbesar kita di dunia. Hal ini bisa kita lihat dalam sebuah hadits
shahih yang artinya:
Dari
Usamah bin Zaid, ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Tidaklah aku tinggalkan
setelah kematianku kelak sebuah fitnah kekacauan yang lebih berbahaya bagi kaum
laki-laki dari pada fitnah (yang disebabkan) wanita.” Shahih: Ash-Shahihah
(2701). Muttafaq ‘Alaih.
3.
Allah, Sebaik-Baik Tempat Kembali
وَاللَّهُ عِندَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
” dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)”
Di
penutup ayat tersebut Allah SWT mengakhirinya dengan memberitahu kita semua
bahwa tempat kembali yang paling baik adalah di surga. Di dalam tafsir Ibnu
Katsir, Ibnu Jarir meriwayatkan dari Umar bin Khatthab, setelah turun ayat “Dijadikan
indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini”, Umar
berkata: “Ya Tuhanku, sungguh keindahannya bagi kami.” Kemudian diturunkanlah
ayat: “Katakanlah: “Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari
yang demikian itu?”. Untuk orang-orang yang bertaqwa (kepada Allah), pada sisi
Tuhan mereka ada surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di
dalamnya. Dan (mereka dikaruniai) istri-istri yang disucikan serta keridhaan
Allah. Dan Allah Maha melihat akan hamba-hamba-Nya”.
Related Posts :
Post : Artikel
0 komentar:
Posting Komentar