Ini adalah sebuah kisah nyata. Tidak
seperti kisah nyata pada umumnya yang merupakan kisah masa lalu, ini
adalah kisah masa depan, dan pasti akan terjadi. Hal ini telah
diceritakan melalui lisan Nabi Muhammad SAW dalam sabdanya. Kisah
selengkapnya adalah sebagai berikut:
Suatu hari nanti Dajjal akan keluar. Lalu ada seseorang dari golongan
kaum mukminin yang ditemui oleh beberapa orang penyelidik atau
pengintai dari Dajjal. Para penyelidik itu bertanya kepada orang beriman
tersebut,
“Saya sengaja akan pergi ke tempat orang keluar”, jawab orang beriman
tersebut. Yang dia maksud orang keluar tidak lain adalah Dajjal yang
baru muncul.
“Adakah engkau tidak beriman dengan Tuhan kita, yakni Dajjal?”, tanya penyelidik utusan Dajjal.
“Tuhan kita tidak samar-samar lagi sifat-sifat keagungannya.
Sedangkan Dajjal itu tampaknya saja menunjukkan kedustaannya”, jawab si
mukmin.
Tak ayal, penyelidik Dajjal itu memerintahkan, “Bunuhlah ia”.
Namun sebagian orang di situ berkata kepada yang lainnya, “Bukankah
engkau semua telah dilarang oleh Tuhanmu kalau membunuh seorang tanpa
memperoleh persetujuannya, yakni Dajjal?”
Akhirnya mereka pergi membawa orang beriman tersebut ke Dajjal.
Setelah orang beriman tersebut melihat Dajjal, dia lalu berkata, “Hai
sekalian manusia, sesungguhnya inilah Dajjal yang disebut-sebut oleh
Rasulullah SAW”.
Lalu Dajjal memerintah pengikut-pengikutnya menangkap orang beriman
tersebut lalu dilentangkan pada perutnya. Dajjal berkata, “Ambillah ia
lalu lukailah kepala dan mukanya”.
Orang beriman itu diberi pukulan bertubi-tubi pada punggung serta
perutnya. Lalu Dajjal bertanya, “Adakah engkau tidak suka beriman
kepadaku?”
Sang mukmin itu menjawab, “Engkau adalah Al-Masih maha pendusta”.
Lalu orang beriman itu diperintahkan menghadap kemudian digergaji
dari pertengahan tubuhnya, yaitu antara kedua kakinya, hingga terbelah
dua. Dajjal lalu berjalan antara dua potongan tubuh itu kemudian
berkata,
“Berdirilah!”
Walaupun sudah dalam keadaan terbelah, orang beriman itu lalu
berdiri. Kemudian Dajjal bertanya lagi kepadanya, “Adakah engkau tidak
suka beriman kepadaku?”
Orang beriman itu menjawab, “Saya tidak bertambah melainkan kewaspadaan dalam menilai siapa sebenarnya engkau itu”.
Lalu dia melanjutkan, “Hai sekalian manusia, janganlah ia sampai
dapat berbuat sedemikian tadi kepada seorang pun dari para manusia
setelah saya sendiri mengalaminya”.
Lalu orang itu diambil lagi oleh Dajjal untuk disembelih. Kemudian
Allah SWT membuat tabir tembaga yang terletak antara leher sampai ke
tengkuknya sehingga tidak ada jalan bagi Dajjal untuk bisa membunuhnya.
Lalu Dajjal mengambil kedua tangan serta kedua kaki orang beriman itu
kemudian melemparkannya.
“Orang-orang mengira bahwa sesungguhnya orang beriman itu dilemparkan
oleh Dajjal ke neraka, tapi sebenarnya orang beriman itu dimasukkan ke
dalam surga”, sabda Rasulullah SAW ketika menceritakan kisah masa depan
ini.
Setelah menyampaikan kisah masa depan ini, kemudian Rasulullah SAW bersabda,
“Orang itulah sebesar-besar para manusia dalam hal kesyahidannya –
yakni kematian syahidnya – di sisi Allah yang menguasai semesta alam
ini.”
—
Maraji’: Imam Muslim dan Imam Bukhari.
0 komentar:
Posting Komentar